—Apart Jeno
Chandra mengeluarkan beberapa kaleng soda yang ia bawa keatas meja. Sedangkan Juan dan Raka duduk diantara Jenar. Raka meringis pelan melihat wajah Jenar saat ini. Terlalu banyak luka diwajahnya. “Diobatin sama siapa ini, Jen?” Tanya Raka sembari berusaha menyentuh luka dipipi Jenar dan mendapatkan hadiah pukulan kecil dari Jenar.
“Sakit, Rak.” sungut Jenar.
“Ampun, maaf Jen gak sengaja ini.” Ujar Raka seraya tertawa kecil. Padahal memang ia sengaja menyentuh luka Jenar.
“Terus semalem lo kemana dulu, Jen? Gue kemaren ke Apart gak ada lo soalnya.” Tanya Chandra sembari duduk.
“Muter-muter.” Jawab Jenar, santai.
“Anjir, dicariin malah muter-muter anaknya.” Dengus Juan.
“Luka lo diobatin siapa tuh? Cewek ya?” Goda Raka membuat Juan dan Chandra menatap Jenar penasaran.
Karena, sejak dulu Jenar tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Atau mereka yang tidak pernah melihat Jenar dekat dengan wanita ya?
“Demi apa lo punya gebetan Jen sekarang?”
“Lo bisa suka sama orang Jen?”
Ujar Juan dan Chandra bersamaan. Mereka terlalu terkejut mendengar Jenar dekat dengan seorang wanita. Sangat terkejut.
Raka yang memancing pun turut ikut penasaran, karena awalnya ia hanya berniat menggoda Jenar saja. Tidak mengira Jenar benar dekat dengan wanita.
“Gak ada cewek. Gue obatin luka sendiri semalem.” Jawab Jenar. Masih dengan khas santainya. “Makanya semalem gue bilang gak usah ke Apart, gue abis obatin luka jadinya ngantuk.” Lanjutnya.
“Sih Saka perlu dikasih pelajaran gak nih?”
“Perlu lah! Ya kali tuh orang lolos gitu aja.” Juan membuka kaleng soda dan meminumnya menahan marah. “Besok gue yang turun ya, Jen. Motor gue taruhannya.”
“Kenapa ga Chandra aja?” Tanya Jenar langsung ditatapan tajam Chandra.
“Gue udah pensiun dari lama, Jen. Soalnya Nadine suka cowok baik-baik.”
“Anjing.” Sungut Juan dan Raka bersamaan. “Lo aja deh Ka yang turun besok.”
“Pake beat.” Tawa Juan pecah. Raka memukul pria itu kesal. “Anjing ya, Juan.”