Percobaan.

Shylla memandang Gema yang duduk di meja belajarnya. Perempuan itu tengah mengerjakan tugas sekolah miliknya namun sembari menjaga dirinya. Katanya takut sewaktu-waktu Shylla butuh bantuan, walaupun Shylla yakin ia dapat melakukannya seorang

Seperti ingin ke kamar mandi, atau makan. Gema sangat ingin membantunya. Terkadang itu cukup membuat risih namun ia tidak dapat menolaknya.

Kaisar, Elang, dan juga Satria datang ke rumahnya sore tadi dan kembali menyuruhnya untuk beristirahat, namun ada yang salah dengan tatapan Kaisar tadi sore—sama seperti tadi pagi.

Kaisar memang selalu menatapnya tajam, namun tadi sore berbeda dari sebelum-sebelumnya. Shylla sampai memikirkan kembali apa yang telah ia lakukan sebelumnya sehingga laki-laki itu menatapnya dengan berbeda.

Setelah ketiga laki-laki itu pamit untuk pulang, tak lama Gema datang dengan kedua tangan yang penuh makanan. Perempuan itu benar membawa semua makanan untuknya. Tidak ada yang salah dengan Gema, tapi Shylla merasa perempuan itu selalu membahas betapa nyamannya rumah Shylla.

Entah perempuan itu melihat foto keluarganya, atau membahas kamarnya yang sangat nyaman, bertanya apa yang orang tuanya lakukan. Aneh, tapi Shylla menepis segala prasangka buruknya kepada Gema.

Karena bagaimana pun, Gema adalah kembarannya.

“Sil?” Shylla tidak menjawab namun menatap lurus kearah Gema yang juga menatap kearahnya. Perempuan itu terlihat ragu untuk membuka suaranya yang justru membuat Shylla merasakan jantungnya berdegup kencang.

Gema menghela nafasnya lalu membuka suaranya, “Tukeran posisi yuk, Sil.”

Shylla mengernyitkan keningnya tidak mengerti. “Maksudnya gimana, Gem?”

“Iya, lo jadi gue terus gue jadi lo. Kan nggak ada yang tau ini kalo lo punya kembaran, jadi aman aja kan.”

“Terus nyokap bokap gue gimana?”

Gema mengedikkan bahunya, “Ya kan mereka nggak tau juga, Sil. Jadi aman juga lah.” Shylla menatap Gema tak yakin dengan ide perempuan tersebut. “Jadi, gimana? Kayanya bakal seru deh, Sil, kalo kita tukeran gitu.”

Shylla menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Kayanya nggak bakal seru deh, Gem. Lo kan udah gue kasih tau sebelumnya, temen-temen gue semuanya peka banget. Jadi, bisa langsung ketauan. Jadinya nggak seru.”

Gema berdecak kesal, “Ya kan belom dicoba, Sil. Coba dulu. Ayolah!” Gema menghampiri Shylla dan duduk di samping tempat tidurnya dengan senyum lebar perempuan tersebut. Perempuan itu meraih tangan Shylla dan merematnya pelan, seolah memohon padanya untuk setuju dengan rencana perempuan tersebut.

“Yes! Seminggu ya, Sil?” Lagi, Shylla mengangguk pelan lalu tersenyum kecut.

Dan detik itu juga,

Shylla berdoa semoga Kaisar atau Satria tidak mengetahui rencana mereka berdua.

Semoga temannya tersebut tidak menyadari bahwa Shylla bukanlah Shylla.